1. pertukaran
informasi (perubahan bentuk informasi)pada hubungan jarak jauh, di mana
pertukaran informasi (di mana terjadi perubahan “formatinformasi”) pada
hubungan komunikasi jarak jauh yang terjadi secara elektris/elektronis.
2. Suara = Teleponi
Suara & gambar = Videophone
Tulisan yang dicetak
(berita) =Telegrafi/Telex
Tulisan yang dicetak
(data) = Komunikasi Data
Tulisan yang di cetak
(text) = Teletex
Dokumen = Telefax
Gambar = Televisi,
Videotex, Gambar
Tulisan & suara = Multimedia
3. Saluran Transmisi :
a. Two-Wire (Twin Lead) merupakan saluran
dua kawat terdiri dari sepasang penghantar sejajar yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik jenis polythylene.
b. Coaxial Line merupakan saluran tidak
seimbang (unbalanced line).Di mana salah satu kawat penghantarnya digunakan
sebagai pelindung bagi kawat penghantar yang lain dalam satu sumbu yang sama.Kedua
kawat penghantarnya dipisahkan oleh bahan dielektrik polyethelyne atau
teflon.Saluran transmisi ini paling banyak digunakan untuk mengirimkan energi
frekuensi radio (RF),baik dalam sistem pemancarnya maupun penerima.
c. Balanced Shielded Line merupakan
perpaduan dari saluran two wire line dan coaxsial,di mana kedua kawat
penghantaranya saling sejajar,namun untuk mengurangi rugi-rugi radiasi
digunakan pelindung (shielded) dari jalinan serat logam seperti pada saluran
coaxial.
d. Microstrip dan Stripline merupakan
saluran transmisi yang bentuk fisiknya berupa kabel yang bersifat kaku.Saluran
transmisi jenis ini biasanya digunakan untuk bekerja pada daerah frekuensi
gelombang mikro (orde GHz) dan digunakan untuk menghubungkan piranti elektronik
yang berjarak dekat.Saluran microstrip biasanya dibuat dalam bentuk Primed
Cabling Board (PCB) dengan bahan khusus yang mempunyai rugi-rugi rendah pada
frekuensi gelombang mikro.
e. Waveguides merupakan saluran tunggal
yang berfungsi untuk menghantarkan gelombang elekromagnetik dengan frekuensi
300 MHz-300GHz.Waveguides merupakan media transmisi yang berfungsi memandu
gelombang pada arah tertentu.Pada frekuensi yang sangat tinggi,diatas 1 GHz
saluran transmisi tidak efektif lagi sebagai media transmisi gelombang
elektromagnetik,karena pada frekuensi tersebut efek radiasi dari redaman
saluran sudah terlalu besar.
4.
Jenis-jenis Modulasi Analog
a. Amplitude modulation (AM)
Modulasi jenis ini adalah modulasi
yang paling simple, frekwensi pembawa atau carrier diubah amplitudenya sesuai
dengan signal informasi atau message signal yang akan dikirimkan. Dengan
kata lain AM adalah modulasi dalam mana amplitude dari signal pembawa (carrier)
berubah karakteristiknya sesuai dengan amplitude signal informasi. Modulasi ini
disebut juga linear modulation, artimya bahwa pergeseran frekwensinya bersifat
linier mengikuti signal informasi yang akan ditransmisikan.
b. Frequency modulation (FM)
Modulasi Frekwensi adalah salah satu
cara memodifikasi/merubah Sinyal sehingga memungkinkan untuk membawa dan
mentransmisikan informasi ketempat tujuan. Frekwensi dari Sinyal Pembawa
(Carrier Signal) berubah-ubah menurut besarnya amplitude dari signal informasi.
FM ini lebih tahan noise dibanding AM.
c. Pulse Amplitude Modulation
(PAM)
Basic konsep PAM adalah merubah
amplitudo signal carrier yang berupa deretan pulsa (diskrit) yang perubahannya
mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan dikirimkan ketempat
tujuan. Sehingga signal informasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya
sampelnya saja (sampling signal).
5. Propagasi gelombang radio
a. Free Space loss
Dalam
propagasi gelombang free space loss, diasumsikan ada satu signal langsung
antara pengirim dan penerima. Propagasi gelombang free space loss hanya dapat
terjadi ketika pengirim dan penerima dalam keadaan Line Of Sight (LOS).Yang
dimaksud dengan kondisi LOS adalah keadaan dimana tidak ada obstacle di daerah
Fressnel 1 diantara pengirim dan penerima.
b. Difraksi
Terjadi
ketika garis edar radio antara pengirim dan penerima dihambat oleh permukaan
yang tajam atau dengan kata lain kasar.Pada frekuensi tinggi, difraksi, seperti
halnya pada refleksi, tergantung pada ukuran objek yang menghambat dan
amplitudo, fase, dan polarisasi dari gelombang pada titik difraksi.
c. Reflection
Pada
kondisi ini, signal yang datang menuju penerima telah mengalami pantulan
terhadap suatu object. Refleksi dapat terjadi jika signal mengenai obyek yang
memiliki dimensi lebih besar dari panjang gelombang signal tersebut. Pantulan
tersebut menyebabkan perubahan fasa dan menimbulkan delay.
d. Scattering
Scattering
terjadi ketika signal melewati suatu obyek yang kasar atau memiliki mempunyai
bentuk yang tajam. Peristiwa scattering menyebabkan dihamburkan dan
terpecah-pecah menjadi beberapa signal. Hal itu menyebabkan level daya signal
menjadi lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar