Jumat, 13 Januari 2017

modulasi


MODULASI

1.         gelombang pembawa atau carrier sebagai fungsi sinus dapat dinyatakan sebagai berikut :

            x = A sin (ω.t + f)

            dimana :

            x          = nilai sesaat (tegangan atau arus)

            A         = Amplitudo (maksimum)

            ωm       = kecepatan sudut

            Apabila salah satu parameter itu berubah akibat ditumpangi sinyal lain yang biasanya mempunyai frekuensi lebih rendah,maka gelombang pembawa mengalami modulasi.Apabila Amplitudo-nya berubah makan mudulasinya adalah modulasi amplitudo.Apabila frekuensinya yang berubah maka disebut modulasi frekuensi.Untuk frekuensi modulasi yang frekuensinya ditumpangi sinyal modulasi,maka frekuensi dapat dinyatakan :

            f = fc (1 + kVm . cos  ωm .t)

     dimana :

            fc          = frekuensi gelombang pembawa

            k          = konstanta

kVm . cos ωm .t = sinyal informasi = sinyal modulasi (dinyatakan sebagai fungsi cosinus untuk memudahkan analisis selanjutnya)

pada modulasi frekuensi,hanya frekuensi yang berubah,sedangkan amplitudonya tetap konstanta nilai cos ωm .t mempunyai nilai antara -1 dan +1,
Lebar pita frekuensi ditentukan oleh indeks modulasinya.Dari nilai indeks modulasi akan ditentukan sampai orde ke berapa koefisien bessel masih berpengaruh (mempunyai nilai).Koefisien bessel itu merupakan amplitudo spektrum frekuensi FM.Jadi lebar pita frekuensi :

                        FM = fm . n .2

            dimana :

fm           = frekuensi modulasi

n          = fungsi bessel jenis pertama orde ke-n yang masih mempunyai nilai pada koefisien pada Jn(mf)
Proses Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM)
2.                     Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi. Pada jenis modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.
            Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:
Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai gelombang sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya.
Sinyal pembawa :
             

Sinyal pemodulasi :



 e c = A sin ω c t {\displaystyle e_{c}=A\sin \omega _{c}t}
dimana,
Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa

ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa

Em = amplituda maksimum sinyal pemodulasi

ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
 
sehingga index modulasi (m)

index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila index modulasi terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal.
Untuk menghindari keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih dari 100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-kecilnya modulasi yang terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan cara menentukan nilai index modulasi (m). Pengaruh indeks modulasi terhadap proses modulasi sinyal pembawa dapat di pahami dari gambar berikut:
Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi amplituda menghasilkan output terbesar di penerima tanpa distorsi.

Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar