Kekayaan
alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber
daya mineral semua tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara
tercinta ini antara lain emas, tembaga, platina, nikel, timah, batu bara, migas
dan panas bumi. Untuk mengelola panas bumi (geothermal).
Geothermal adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum banyak
dimanfaatkan. Salah satu sumber geothermal kita yang berpotensi besar tetapi
belum diekploitasi adalah yang ada di Sarulla, dekat Terutung, Sumut. Sumber
panas bumi Sarulla dikabarkan memiliki cadangan tersebar di dunia.
Saat
ini panas bumi (geothermal) mulai
menjadi perhatian dunia karena energy yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi
energi listrik, selain bebas polusi. Beberapa pembangkit listrik di Amerika
Serikat, Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru,
Australia, dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang sibuk dengan riset besar
meraka di bidang geothermal dengan nama Enhanced
Geothermal System (EGS). EGS diprakarsai oleh US Department Of Energy (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa
universitas seperti MIT, Southem
Methodist University, dan University
Of Utah. Proyek ini merupakan program jangka panjang dimana pada 2050 geothermal
merupakan sumber utama tenaga listrik Amerika Serikat. Program EGS bertujuan
untuk meningkatkan sumber daya geothermal, menciptkan teknologi terbaik dan
ekonomis, memperpanjang life time sumur-sumur produksi, ekspansi sumber daya,
menekan harga listrik geothermal menjadi se-ekonomis mungkin dan keunggukan
lingkungan hidup.
Salah
satu energi alternative dalam rangka diversifikasi energi tersebut adalah
mengembangkan sumber energy terbaharukan, salah satunya yaitu energi panas
bumi, karena energi ini bersifat abad dalam artian selama magma di perut bumi
masih bekerja, maka selama itu pula energi tersebut dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan
data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia,
Indonesia memilik potensi energy panas bumi sebesar 27.000 MW yang terbesar di
235 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain,
bisa dikatakan Indonesia merupakan negara dengan sumber energi panas bumi
tersebar di Dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan.
Oleh karena itu, untuk mengurangi krisi energy nasional, pemerintah melalui PLN
akan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik nasional
10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energy-nya adalah panas
bumi (Geothermal).
Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power Generanor) yang mengunakan Panas Bumi (Geothermal) sebagai energy penggeraknya. Pembangkit listrik tenaga
panas bumi termasuk sumber energi terbaharui.
Untuk membangkitkan listrik dengan
panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi
untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel
uap (boiler) sehingga uapnya bisa
menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator
. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin
generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi termasuk sumber energy terbaharui.
SEBAGAI CONTOH : Siklus Uap Hasil Pemisahan (Separated Steam Cycle)
Apabila
fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa
(fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu
dilakukan proses pemisahan pada
fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator,
sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang
kemudian dialirkan ke turbin. Oleh
karena uap yang digunakan adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi energi ini dinamakan Siklus uap hasil pemisahan. Gambar memperlihatkan proses
pembangkitan listrik dari lapangan panas bumi yang menghasilkan fluida dua
fasa, yaitu campuran uap dan air. Fluida
dari sumur dipisahkan menjadi fasa uap dan air di dalam separator dimana uapnya
kemudian dialirkan ke turbin
dan airya diinjeksikan kembali kebawah
permukaan.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat
disimpulkan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi
sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat
diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam
masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. Bila
pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-kota di
sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah
pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga
panas bumi. Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan
energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut mengurangi
beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik yang
dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA
1.
I
G. B. Wijaya Kusuma .Program
Studi Teknik Mesin. Fakutas Teknik. Universitas Udayana
2. FISIKA
ENERGI
3. PLTP
Panas Bumi
5.
TEKNIK PANAS
BUMI oleh Ir. Nenny Miryani
Saptadji Ph.d ITB Internet Explorer
6.
Prof. Ir. Abdul Kadir,
"ENERGI" Penerbit UI, Jakarta.
7.
Ir. Endro Utomo Notodisuryo, "VISI ENERGI DALAM PJP II", UGM,
Yogyakarta 1997.
8.
http://www.elektroindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar