Minggu, 06 Mei 2018

teknikelektro



Kekayaan alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber daya mineral semua tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara tercinta ini antara lain emas, tembaga, platina, nikel, timah, batu bara, migas dan panas bumi. Untuk mengelola panas bumi (geothermal). Geothermal adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum banyak dimanfaatkan. Salah satu sumber geothermal kita yang berpotensi besar tetapi belum diekploitasi adalah yang ada di Sarulla, dekat Terutung, Sumut. Sumber panas bumi Sarulla dikabarkan memiliki cadangan tersebar di dunia.
Saat ini panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia karena energy yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi energi listrik, selain bebas polusi. Beberapa pembangkit listrik di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang sibuk dengan riset besar meraka di bidang geothermal dengan nama Enhanced Geothermal System (EGS). EGS diprakarsai oleh US Department Of Energy (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa universitas seperti MIT, Southem Methodist University, dan University Of Utah. Proyek ini merupakan program jangka panjang dimana pada 2050 geothermal merupakan sumber utama tenaga listrik Amerika Serikat. Program EGS bertujuan untuk meningkatkan sumber daya geothermal, menciptkan teknologi terbaik dan ekonomis, memperpanjang life time sumur-sumur produksi, ekspansi sumber daya, menekan harga listrik geothermal menjadi se-ekonomis mungkin dan keunggukan lingkungan hidup.
Salah satu energi alternative dalam rangka diversifikasi energi tersebut adalah mengembangkan sumber energy terbaharukan, salah satunya yaitu energi panas bumi, karena energi ini bersifat abad dalam artian selama magma di perut bumi masih bekerja, maka selama itu pula energi tersebut dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Indonesia memilik potensi energy panas bumi sebesar 27.000 MW yang terbesar di 235 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, bisa dikatakan Indonesia merupakan negara dengan sumber energi panas bumi tersebar di Dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisi energy nasional, pemerintah melalui PLN akan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energy-nya adalah panas bumi (Geothermal).
       Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power Generanor) yang mengunakan Panas Bumi (Geothermal) sebagai energy penggeraknya. Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk sumber energi terbaharui.
         Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator . Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi termasuk sumber energy terbaharui.


SEBAGAI CONTOH : Siklus Uap Hasil Pemisahan (Separated Steam Cycle)

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke  dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Oleh karena uap yang digunakan adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi energi ini dinamakan Siklus uap hasil pemisahan. Gambar memperlihatkan proses pembangkitan listrik dari lapangan panas bumi yang menghasilkan fluida dua fasa, yaitu campuran uap dan air. Fluida dari sumur dipisahkan menjadi fasa uap dan air di dalam separator dimana uapnya kemudian dialirkan  ke  turbin  dan airya diinjeksikan kembali kebawah permukaan.
Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi. Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel  yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA


1.      I G. B. Wijaya Kusuma .Program Studi Teknik Mesin. Fakutas Teknik. Universitas Udayana
2.      FISIKA ENERGI
3.      PLTP Panas Bumi
4.      jo-hnz.blog Orang Indonesia PLTP (Geothermal) Bedugul.
5.      TEKNIK PANAS BUMI oleh Ir. Nenny Miryani Saptadji Ph.d ITB Internet Explorer
6.      Prof. Ir. Abdul Kadir, "ENERGI" Penerbit UI, Jakarta. 
7.      Ir. Endro Utomo Notodisuryo, "VISI ENERGI DALAM PJP II", UGM, Yogyakarta 1997. 
8.      http://www.elektroindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar