BAB
1
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Semangat
perjuangan bangsa yang telah ditunjukkan pada kemerdekaan 17 Agustus 1945
tersebut dilandasi oleh keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
keikhlasan untuk berkorban. Landasan perjuangan tersebut merupakan nilai-nilai
perjuangan Bangsa Indonesia.Semangat inilan yang harus dimiliki oleh setiap
warga negara Republik Indonesia.Selain itu nilai-nilai perjuangan bangsa masih
relevan dalam memecahkan setiap permasalahan dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara
serta terbukti keandalannya.
Globalisasi
ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakat
internasional,negara-negara maju yang ikut mengatur percaturkan
politik,ekonomi,sosial budaya,serta pertahanan dan keamanan global. Di samping
itu ,isu global yang meliputi demokratisasi,hak asasi manusia dan lingkungan
hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi
yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi,khususnya di bidang informasi,komunikasi dan transportasi.Hingga
membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa
mengenal batas negara.
Semangat
perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan
kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik.Sedangkan dalam era
globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan perjuangan non
fisik.Sedangkan dalam era globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan
perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing.Perjuangan non
fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing.Perjuangan non fisik ini
memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada
umumnya dan mahasiswa sebagai calon cendikiawan pada khususnya yaitu Pendidikan
Kewarganegaraan.
Negara
merupakan organisasi diantara sekelompok/beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya
pemerintahan yang mengurus tata tertib. Bangsa merupakan kumpulan manusia yang
biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi.
Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau
paham kebangsaan. Para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi
sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Dikarenakan semua
istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang
sulit untuk dirumuskan.
Selain istilah bangsa, dalam Bahasa Indonesia, menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.
Selain istilah bangsa, dalam Bahasa Indonesia, menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.
Bangsa
merupakan kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu di muka bumi. Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau
kebangsaan, nasionalisme atau paham kebangsaan. Para pakar di bidang Politik,
Sosiologi, dan Antropologi sering tidak sependapat mengenai makna
istilah-istilah tersebut. Dikarenakan semua istilah tersebut dalam kajian
sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit untuk dirumuskan.
Selain istilah bangsa, dalam Bahasa Indonesia, menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.
Selain istilah bangsa, dalam Bahasa Indonesia, menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.
BAB
2
LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Masyarakat dan pemerintahan suatu negara beruapaya untuk
menjamin kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya secara berguna
(berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaiatan dengan
kemampuan kognitif dan prikomotorik).Generasi penerus melalui pendidikan
kewarganegaraan diharapkan mampu mengatisipasi hari depan yang senantiasa
berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya,bangsa,negara dan
hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk rela
negara dan memiliki pola piker,pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang
cinta tanah air berdasarakan Pancasila.Semua itu dilakukan demi tetap utuh dan
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,sikap serta perilaku yang cinta
tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa,wawasan nusantara,serta ketahanan
nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuwan warga negara Republik
Indonesia yang sedang mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni.Berkaitan dengan pengembangan nilai,sikap dan kepribadian
diperlukan pembekalan kepada peserta didik di Indonesia yang dilakukan melalui
Pendidikan Pancasila,Pendidikan Agama,Ilmu Sosial Dasar,Ilmu Budaya Dasar dan
Ilmu Alamiah Dasar (sebagai aplikasi nilai dalam kehidupan) yang disebut
kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) dalam komponen kurikulum
perguruan tingga.
Setiap warga negara Republik Indonesia harus menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni yang merupakan misi atau tanggung jawab
Pendidikan Kewarganegaraan untuk menumbuhkan wawasan warga negara dalam hal
persahabatan,pengertian antar bangsa,perdamaian dunia,kesadaran bela negara dan
sikap serta perilaku yang bersendikan budaya bangsa.