PENDAHULUAN
Masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial,
proses antar hubungan dan antar masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan
bersama manusia. Dalam aksi, di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga
kehidupan manusia berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan.
Dengan demikian masyarakat dapat diartikan sebagai wadah atau medan tempat
berlangsungnya antar aksi warga masyarakat itu. Tetapi masyarakat dapat pula
diartikan sebagai subyek, yakni sebagai perwujudan warga masyarakat dengan
semua sifat (watak) dalam suatu gejala dan manifestasi tertentu atau
keseluruhan .
Bagi setiap warga masyarakat akan lebih baik
apabila ia mengenal “masyarakat” dimana ia menjadi bagian dari padanya. Lebih
dari pada itu, bukanlah seseorang itu adalah warga masyarakat yang sadar atau
tidak, selalu terlibat dengan proses dan mekanisme masyarakat itu. Tiap-tiap
pribadi tidak saja menjadi warga masyarakat secara pasif, melainkan dalam
kondisi-kondisi tertentu ia menjadi warga masyarakat yang aktif. Kedudukan
pribadi yang demikian di dalam masyarakat, berlaku dalam arti, baik masyarakat
luas maupun masyarakat terbatas, dalam lingkungan tertentu adalah suatu
kenyataan bahwa kita hidup, bergaul, bekerja, sampai meninggal dunia, di dalam
masyarakat.
Masyarakat sebagai lembaga hidup bersama, bahkan
tidak dapat dipisahkan dari pada warga masyarakatnya dengan segala
hubungan dan interaksi yang berlangsung di dalamnya. Begitu juga interaksi yang
terjadi di dalam masyarakat primitif (terasing), masyarakat pedesaan, ataupun masyarakat
perkotaan. Tiap masyarakat tersebut telah memiliki ciri serta kebudayaan yang
merupakan hasil dari masyarakat itu sendiri, baik itu adat istiadat, bahasa
ataupun kepercayaan. Kebudayaan yang tinggi atau modern akan mempengaruhi cara
pandang (fikir) terhadap kehidupan sehingga memacu rasionalitas dalam
menghadapi kehidupan untuk mencapai tingkat peradaban tinggi. Sementara
kebudayaan primitif/terasing cenderung irrasional sehingga tidak menghasilkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
ANALISA
Masyarakat Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif
Masyarakat
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah system semi tertutup (atau semi
terbuka) , dimana sebagian besar intereaksi adalah antara individu – individu
yang berada dalam kelompok tersebut.umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Syarat-syarat
menjadi masyarakat :
1.
Mematuhi aturan yang dibuat oleh
negara
2.
Mematuhi hak dan kewajiban sebagai
masyarakat
3.
Melindungi negara ditempat
masyarakat tersebut bermukim
4.
Menciptakan lingkungan yang tentram
dan damai
Tipe
masyarakat :
1.
Masyarakat kecil yang belum kompleks
,yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian kerja,struktur dan
aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu satuan.
2.
Masyarakat yang sudah kompleks,yaitu
masyarakat yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang,karena
ilmu pengetahuan sudah maju ,teknologi maju,dan sudah mengenal tulisan.
Masyarakat
perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat
heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan
datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Ciri
– ciri masyarakat kota :
1.
Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah
manusia perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar
untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan agama dan
sebagainya.
3.
Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.
pembagian kerja di antAra warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
5.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
6.
Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi
berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
7.
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
8.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan Masyarakat Kota dan Desa
1. Jumlah dan kepadatan penduduk.
2. Stratifikasi sosial.
3. Pola interaksi sosial.
4. Lingkungan hidup.
5. Corak kehidupan sosial.
6. Solidaritas sosial.
7. Mata pencaharian.
8. Mobilitas sosial .
Hubungan
masyarakat desa dan kota
1. masyarakat tersebut bukanlah 2 komunitas yg berbeda
2.
bersifat ketergantungan
3.
kota tergantung desa dlm memenuhi kebutuhan bahan
pangan
4.
desa jg merupakan tenaga kasar pd jenis pekerjaan
tertentu
5.
sebaliknya, kota menghasilkan barang dan jasa yg
dibutuhkan desa
6.
peningkatan penduduk tanpa diimbangi perluasan
kesempatan krj berakibat kepadatan
7.
mereka kelompok para penganggur di desa
Aspek-Aspek Positif
dan Negatif
Beberapa aspek positif dan negatif dari
masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah sebagai berikut :
1. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan
persediaan lahan pertanian,
2. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri
modern.
3. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh
adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
4. Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu
pengetahuan.
5. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti
banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa
untuk mencari penghidupan lain dikota.
unsur dalam lingkungan
perkotaan :
1. Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang
dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk
melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2. Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi
eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan
bermasyarakat.
3. Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi
untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya
didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah
lainnya.
4.
Suka : unsure ini merupakan bagian
dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi
suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk
fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan
jaringan utilitas kota.
Fungsi eksternal kota:
1. Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah
tertentu
2. Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah
lebih luas
3. Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
a.
Produksi barang dan jasa
b.Terminal
dan distribusi barang dan jasa.
4. Simpul komunikasi regional/global
5. Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus
regional/global.
Masyarakat Pedesaan
Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah
aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia,
istilah desaadalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan,
yang dipimpin oleh Kepala
Desa.
Ciri-ciri Masyarakat
Desa
·
Kehidupan
keagamaan di kota berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·
Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
·
Pembagian
kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.
·
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
·
Interaksi
yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor
pribadi.
·
Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
·
Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh.
Ciri – ciri desa :
1. desa dan masyarakat memiliki hubungan yang erat dengan
lingkungan alam;
2. iklim dan cuaca mempunyai pengaruh besar terhadap petani
sehingga warga desa banvak tergantung pada peruhahan musim;
3. keluarga desa merupakan unit sosial dan unit kerja;
4. Jumlah penduduk dan luas wilayah desa tidak begitu besar;
5. kegiatan ekonomi mayoritas agraris;
6. masyarakat desa merupakan suatu paguyuban;
7. proses sosial di desa umumnya berjalan lambat;
8. warga desa pada umumnva berpendidikan rendah.
Ada beberapa pekerjaan gotong-
royonh yaitu :
1.
kerja bakti dalam memberdohkan
lingkungan pedesaan
2.
gotong-royong memperbaiki
jembatan atau jalan raya
3.
gotong royong dalam membuat
rumah
4.
gotong royong apabila tetangga
ada yang hajjatan
Sifat
dan hakikat masyarakat pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
Gejala Masyarakat Pedesaan
Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan
orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis
itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat
pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka
yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan
hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga
kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak
dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagainya.
Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli
hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
Kompetisi (Persiapan)
Sesuai
dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai
sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan
manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa
positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan
usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya
yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau
berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal
ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan
tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa
orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat
sambutan yang sangat dari para ahli.Karena pada umumnya masyarakat sudah
bekerja keras.
Tetapi
para ahli lebih untuk memberikan perangsang-perangsang yang dapat menarik
aktivitas masyarakat pedesaan dan hal ini dipandang sangat perlu. Dan dijaga
agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta continue.
System
budaya petani Indonesia :
1.
Para petani di Indonesia terutama di
pulau jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang
buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus
menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan bersembunnyi di
dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari
keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya
dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2.
Mereka beranggapan bahwa orang
bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadnag untuk mencapai kedudukannya.
3.
Mereka berorientasi pada masa ini
(sekarang), kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu.
Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau mengenang kekayaan masa lampau
menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
4.
Mereka menganggap alam tidak
menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu
yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu
tidak berulang kembali. Mereka cukup saja menyesuaikan diri dengan alam,
kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5.
Dan unutk menghadapi alam mereka
cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu
tergantung kepada sesamanya.
Unsur –unsur desa :
1.
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak,
beserta penggunaanya.
2.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
warga desa.
Fungsi
desa :
1.
desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi
sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2.
desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai
lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3.
desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa
agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll
Perbedaan
antara Masyarakat pedesaan dan Masyarakat perkotaan
Pada
mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada
akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan,
dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.Perbedaan masyarakat
pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan
kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.Karakteristik umum masyarakat
pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat,
yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi
tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat
desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta
teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika
dan budaya mereka yang bersifat umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat kekeluargaan
5. Lugas atau berbicara apa adanya
6. Tertutup dalam hal keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang lain
9. Demokratis dan religius
10. Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan
cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah
sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat
perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan keagamaan berkurang
bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya
melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di
masjid, gereja, dan lainnya.
2. orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3. di kota-kota kehidupan keluarga
sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan
sebagainya.
4. jalan pikiran rasional yang
dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. interaksi-interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal
tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan
pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke
pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan
pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk
kesejahteraan mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
v-ixio.blogspot.com/2013/01/hubungan-desa-dan-kota.html